Beberapa hari ini saya sangat sibuk, pulang ke kampung halaman membuatkan saya agak leka bersama keluarga yang sangat dirindui.
Di kesempatan ini, saya ingin mengucapkan salam Eidul Adha buat semua sahabat-sahabat dan semua pengunjung blog saya. Mohon maaf jika ada terlanjur kata, terlebih gaya.
Beberapa hari ini, saya banyak berfikir, merenung dengan melihat beberapa keadaan atau situasi yang memberi banyak pengajaran dan iktibar berharga buat saya.
Kala melihat karma dunia bermain di depan mata, jiwa terhimpit menyoal rasa. Hati pasrah, mungkin ini yang dinamakan syurga duniawi. Benar kata bijak pandai, pesona dunia agung di fana, tapi sirna 'di sana'.
Dunia kini merangkak senja, sedang menanti berlabuhnya tirai pengakhiran. Namun, manusia tetap leka. Kacau bilau, kesakitan, kelukaan, kesombongan, kejahilan dan sebagainya masih menghantui jiwa manusia kita.
Di dunia, kita punya mahkamah yang di adun berpaksikan undang-undang, kita punya hati dan lidah yang bisa berbohong tiap masa pada suatu kebenaran. Tiada siapa yang boleh menggugat kita.
Kita ada segalanya di dunia, bertunjangkan kekuasaan, kita bisa merubah. Kadang keadilan tidak berlaku sebaiknya, pangkat dan darjat membeza segala. Itu hukum dunia. Kita akur pada alur rona sebuah kehidupan.
Paling banyak, orang menilai kita dengan gah nya. Mencabar kesabaran kita. Menilai seseorang layaknya raja yang berada di takhta. Kata orang, kita ini buruk, bertopengkan hipokrit dalam menyusuri dunia, kita harus pasrah.
Teguhkan di jiwa, hukum dunia tiada erti. Sabarlah menanti keindahan akhirat yang bakal abadi. Allah sebagai hakim yang pasti di sana kelak. Tiada siapa mampu berkata melainkan bekal ketulusan hati tika bernafas di dunia.
Buatlah apa sahaja di dunia, robekkan sebuah iman demi menangkan hatimu, puaskan jiwamu, lantunkan inginmu, dan juarakan amarahmu.
Akhirat sana pasti kau rasa jerihnya meniti sirat Mustaqim, tenatnya meraih rasa hebatnya azab yang dijanji. Mengertilah, fahamilah, akuilah, dunia hanya sementara.
Angkuh di dunia, di akhirat kau pasti terhina.
0 comments:
Post a Comment